Saya pergi makan malam bersama beberapa teman kantor di sebuah restoran
yang kabarnya cukup laris di daerah Ciledug.
Saat memesan makanan, saya perhatikan pelayan yang melayani kami membawa
sepasang sendok di saku bajunya.
Sedikit aneh, tapi saya tidak begitu peduli.
Namun, saat pesanan kami mulai diantar, saya melihat pelayan lain
membawa pula sepasang sendok disaku bajunya.
Saya jadi tertarik untuk melihat sekeliling dan ternyata memang benar
dugaan saya, semua pelayan restoran tersebut membawa sepasang sendok di
saku baju masing-masing.
Saya jadi ingin bertanya. "Mas kenapa semua pelayan di sini membawa
sepasang sendok di sakunya?" tanya saya yang kepada pelayan datang
membawa sepiring sate.
"Oh, begini,Bu," jawab si pelayan, "Pemilik restoran ini memutuskan
untuk menyewa Andersen Consulting, ahli dalam hal analisa efisiensi
kerja, untuk memperbaiki kinerja di restoran ini.
Setelah mereka analisa selama beberapa bulan, mereka menyimpulkan bahwa
pelanggan restoran ini menjatuhkan sendok makan mereka sebanyak 73,84
persen lebih sering dibandingkan peralatan makan lain yang ada dimeja.
Menurut Andersen Consulting, itu berarti rata rata 3 pelanggan
menjatuhkan sendok per meja setiap jamnya.
Jika saja semua karyawan restoran mengantisipasi hal itu, berarti kita
bisa mengurangi waktu yang terbuang untuk pulang pergi ke dapur
mengambil sendok pengganti dan menghemat waktu 1,5 jam waktu kerja
per-shift."
Saking kagumnya dengan penjelasan si pelayan, tanpa sengaja saya
menyenggol salah satu sendok yang ada di meja.
Segera saja si pelayan mengambil gantinya dari saku baju sambil berujar,
"Betul kan Bu, saya tidak harus pergi ke dapur sekarang untuk mengambil
sendok pengganti untuk Ibu!"
Saya hanya bisa melongo dengan kejadian itu.
Tapi, kisah belum berakhir di situ. Ketika pelayan lain menghidangkan
pesanan tambahan, saya tetap memperhatikan sekeliling dan satu lagi hal
tampak aneh.
Saya perhatikan hampir semua pelayan pria memasang benang yang menyembul
di ujung ritsluiting celana mereka.
Benang itu diikaitkan ke ujung kancing terbawah dari baju.
Lagi lagi rasa ingin tahu mengusik saya.
Sebab, ternyata pelayan perempuan tak memakai aksesoris benang tersebut.
Ketika si pelayan tadi datang, saya menanyakan soal benang itu.
"Wah Ibu ini orangnya perhatian sekali ya. Tidak semua pelanggan di sini
memperhatikan hal-hal sedetail Ibu," puji si pelayan sedikit menggombal.
Saya hanya tersenyum kecil. Apa anehnya orang suka memperhatikan detail?
"Ini juga hasil analisa Andersen Consulting Bu," katanya melanjutkan,
"Mereka menyimpulkan bahwa kami pun harus menghemat waktu yang kami
habiskan di kamar kecil ketika buang air kecil.
Dengan tali yang dikaitkan ke si "adik" ini (katanya sambil menunjuk
tali itu), kami tidak harus menggunakan tangan ketika mengeluarkannya.
Berarti kami akan terbebaskan dari keharusan membasuh tangan setelah
buang air kecil. Dan itu menghemat waktu yang terbuang di kamar Kecil
sebesar 25,92 persen.
Hampir tersedak saya mendengarkan penjelasan itu.
"Memang, dengan tali itu tangan jadi terbebas untuk memegang si "adik".
Tapi, bagaimana caranya untuk memasukkannya kembali ke posisi semula?"
tanya saya menyelidik.
Dengan setengah berbisik si pelayan berucap, "Andersen Consulting tidak
menjelaskan secara spesifik tentang hal itu. Nggak tahu dengan yang
lain, Bu. Tapi, kalau saya sih pakai sendok..."
%^$&@*%^@%*$^#$^&^*
Thursday, 31 January 2008
Rasa Penasaran yan9 tin9gi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment